Archive for April, 2009

Sebuah Perjalanan

Dear,,,
jika dulu begini,,,

dan sekarang begini,,,

bagaimana seratus tahun sebelumnya ?
bagaimana seratus tahun sesudahnya ?
Mumpung masih ada kesempatan,,,
Mari kita bersyukur,,,
Semoga ALLAH menjadikan kita,,,
sebagai hambaNYA,,,
yg senantiasa mau bersyukur,,,

Bagaimana bisa berbeda ?

Fenomena yang terjadi dalam keseharian menimbulkan banyak tanya dalam hati dan pikiran. Misalnya ketika kita memperhatikan dengan seksama dua anak kecil yang sedang bermain, yang memang dalam permainan itulah mereka belajar, belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kedua anak itu memang belum lagi memasuki bangku sekolah dasar, dan pagi hari mereka dititipkan pada lembaga yang mengasuh anak-anak yang usianya masih terlalu dini untuk bersekolah di bangku sekolah dasar.

Memperhatikan dan memikirkan mereka saat bermain memang hal yang mungkin luput dari perhatian sebagian besar orang tua. Salah satu anak itu terlihat jauh lebih cepat menangkap hal-hal pengetahuan yang baru daripada salah satu anak yang lain. Semua itu menimbulkan pertanyaan dalam hatiku. Mengapa bisa seperti itu ? Bukankah jumlah sel otak mereka saat lahir adalah sama ? Sejak kapan kedua anak itu tumbuh beda ? Bukankah kedua makhluk manusia yang kecil itu sama-sama berasal dari sebuah sel ?

Hanyalah sebuah pemikiran diriku, bahwa mereka mungkin berbeda saat mulai dari persiapan. Saat disiapkannya iman dalam hati kedua orang tuanya, juga sebuah harapan kepada ALLAH sesaat akan terjadinya pembentukan satu sel itu, kemudian saat membelahnya sel-sel yang sangat cepat itu selalu disiapkan materi pembentuk yang terbaik dan taburan pupuk iman sang ibu dengan dukungan sang ayah. Perawatan demi perawatan untuk tumbuh kembangnya sel-sel pembentuk yang sangat cepat itupun menjadi perbedaan pula bagi kedua anak manusia itu.

Begitu pula sesaat setelah kelahirannya, taburan dan hiasan jiwa dari sang ibu dan sang ayah akan menjadikan mereka semakin berbeda hari demi hari, juga zat-zat yang masuk kedalam tubuh kedua anak manusia itu, menjadikan mereka semakin berbeda hari demi hari. Terutama taburan mutiara AL-QUR’AN yang senantiasa mengalir hari demi hari pada salah seorang dari mereka menjadikan dia tumbuh lebih baik, karena tidak ada yang lebih baik dari “sibghah ALLAH” AL-QUR’AN.


[QSAl Baqarah:137] Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

[QSAl Baqarah:138] Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.

Masih banyak dan terhitung hal-hal yang menjadikan mereka berdua berbeda dan berbeda. Mungkin itu hanya sedikit penyebab mengapa mereka begitu berbeda ? Masih banyak hal-hal lain yang mungkin itu pula yang mempengaruhi.

Sudah disebutkan dalam “PERNYATAAN ALLAH” bahwa AL-QUR’AN akan menjadi penyebab kemulian mereka manusia, namun banyak diantara manusia yang menjadikan AL-QUR’AN sebagai sesuatu yang ditinggalkan. Hanya dibunyikan dimulut seolah mantra yg indah tanpa makna, tanpa dipahami maksud dari Firman ALLAH (AL-QUR’AN) itu sendiri, apalagi untuk menjalankan dan melaksanakan arahan AL-QUR’AN.

[QS Al A’raaf:176] Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

Adalah sesuatu yang pasti akan didapatkan sebagai janji yang tidak akan pernah diingkari oleh ALLAH, bahwa kemuliaan akan didapatkan seorang manusia bahkan sebuah umat jika mereka menjadikan AL-QUR’AN sebagai imam yang menuntun mereka dijalan yang benar, yang mengarahkan mereka pada kebahagiaan sejati, karena itulah “user-manual” makhluq atau ciptaan yang dinamakan manusia.

Dan terakhir memang diserahkan kepada manusia itu sendiri untuk memilih apa yang diinginkannya. Apakah mengikuti wahyu petunjuk ALLAH (AL-QUR’AN) ataukah mereka merasa lebih pintar dan selanjutnya hanya didasarkan pada dunia yang rendah dan didasarkan pada hawa nafsu belaka.

[QSAl Kahfi:29] Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.